Posts

Yesaya: Bahagiakan Pendukungmu!

Image
Yesaya Alessandro Joseph Michael Saudale, atau biasa dikenal Yesaya Saudale, adalah student-athlete dari Universitas Pelita Harapan (UPH). Mahasiswa jurusan hukum ini  lahir di Denpasar pada 14 Januari 2000. Awal mula ketertarikan Yesaya terhadap basket didasari latar belakang keluarga. Ibu dan kakak-kakaknya menyukai basket. Yesaya pun mengikuti jejak keluarganya. Sejak kelas tiga di bangku Sekolah Dasar, Yesaya mulai menekuni basket. Student-athlete yang juga anggota timnas ini mulai mengikuti LIMA Basketball sejak season 6. Pengalaman pertama bermain di LIMA ia warnai dengan raihan gelar MVP saat fase Nationals musim lalu. Yesaya sangat bersyukur. Musim lalu menjadi pengalaman paling berkesan baginya. Berbagai manfaat ia rasakan saat bermain di LIMA, dari pengalaman baru, teman baru, hingga beasiswa yang ia dapatkan untuk mengurangi beban kedua orang tuanya. foto: doc. LIMA Tahun ini merupakan tahun keduanya unjuk diri di LIMA Basketball. Bertepatan dengan Nationals

Ivan: Jadi Panpel Komentator, Asah Public Speaking

Image
foto: https://instagram.com/i.vanrh?igshid=e313c7fqwes4 LIMA Basketball: Air Mineral Prim-A Greater Jakarta Conference (GJC) Season 7 baru saja selesai pada Rabu (31/7). Muhammad Ivan Rezky Heri merupakan salah satu panitia pelaksana (panpel) berbakat yang bertugas dalam perhelatan ini. Akrab disapa Ivan, ia adalah mahasiswa Universitas Tarumanagara (Untar). Mahasiswa berstatus semester tiga ini fokus pada konsentrasi manajemen. Dirinya bertugas sebagai komentator pertandingan basket live stream di kanal Youtube LIMA. “Awalnya sempat nervous karena nggak yakin jadi komentator live stream di Youtube. Apalagi akan ditonton se-Indonesia. Tapi saya bersyukur bisa dikasih kepercayaan untuk melakukan ini. Ternyata banyak pelajaran yang bisa dipetik. Saya jadi lebih percaya diri untuk melatih kemampuan public speaking,” kata Ivan. Ivan mengaku, dirinya tertarik mengikuti panpel di LIMA karena ingin menambah pengalaman untuk terjun bekerja secara profesional dan memperluas koneks

Arighi: Doa adalah Kekuatan dari Dalam

Image
Muhamad Arighi adalah mahasiswa Teknologi Pangan dari Universitas Pelita Harapan (UPH). Latar belakang awal mula ia terjun ke dalam bidang olahraga karena seorang ayah yang pelatih. “Dulu waktu kecil, saya setiap hari ikut ke lapangan. Main di pinggir-pinggir lapangan, lama-kelamaan suka. Dulu disuruh memilih antara tenis atau basket. Kata papa, kalau tenis, hadiahnya untuk diri sendiri. Kalau basket, hadiahnya dibagi 12 orang. Namun, saya tetap memilih basket karena sudah kenal basket lebih dulu daripada tenis,” kata Arighi. foto: doc. LIMA Menurut Arighi, pengalamannya bisa sampai seperti sekarang karena semua dijalani dengan kesungguhan. Dukungan banyak pihak, dari pelatih, tim, dan orang-orang yang disayangi, juga menjadi alasan ia bisa seperti sekarang. “Yang paling berkesan menjadi student-athlete adalah tantangannya. Saya harus bisa menjadi atlet sekaligus mahasiswa pada umumnya,” kata pebasket di klub Gading Sakti ini. Arighi mengaku bahwa masalah terberatnya adalah da

Inner Strength: Tiana Percaya pada Proses

Image
foto: doc. LIMA Putu Tiana Widiastari merupakan student-athlete Universitas Esa Unggul (UEU). Mahasisiwi yang akrab disapa Tiana ini sudah mengikuti LIMA Basketball sejak musim kelima. Sejak kelas 3 SD, dirinya sudah mulai terjun di bidang olahraga. Kesukaannya terhadap basket berawal dari melihat teman yang suka bermain olahraga itu. “Dari SD sudah ikut ekstrakurikuler di sekolah. Latihan setiap sore agar bisa ikut kompetisi antar-SD. Saat SMP, saya masuk ke sekolah yang tidak terlalu mendukung basket, tapi lebih menonjolkan akademik. Saya pun mulai mengimbangi belajar dan basket. Waktu latihan basket di sekolah juga lebih berkurang. Saat itu ada tawaran ikut klub di kota lain. Saya harus bolak-balik tiga kali dalam seminggu ke kota lain hanya untuk latihan basket. Papa selalu mengantar saya. Saat itu saya juga berkesempatan untuk pertama kalinya mewakili Provinsi Bali. Akhirnya, saya latihan di kota berbeda itu sampai lulus SMA,” cerita pebasket kelahiran 13 Agustus 1998 ini

Rani: Ingin Menjadi Seperti Kartini yang Menginspirasi

Image
foto: doc. LIMA Yusrani Noory Assipalma, 21 tahun, adalah mahasiswa Desain Interior dari Universitas Trisakti (Usakti). Sebelum ia berkuliah, orang tuanya menginginkan ia menjadi dokter. Namun, Rani merasa tidak memiliki bakat sama sekali di bidang itu. Akhirnya, sang ibu memberinya pilihan lain melihat pebasket berhijab ini lebih menyukai seni dan senang mendekorasi kamarnya. Rani terinpirasi gim komputer, “The Sims”, sehingga ia memutuskan untuk mengambil jurusan desain interior di kampusnya. Tahun ini merupakan pengalaman pertama baginya mengikuti LIMA Basketball: Air Mineral Prim-A Greater Jakarta Conference (GJC) Season 7. Namun, dunia basket bukan hal asing bagi dirinya. “Sebelum bermain di sini, saya ikut klub profesional juga sehingga jarang bermain di kampus. Klub profesional pertama saya adalah Merpati Bali. Sekarang saya bermain di Surabaya Fever,” kata Rani. “Saya tertarik bermain di LIMA Basketball karena LIMA merupakan salah satu wadah terbesar untuk berkompetisi

Uncen: Debutan Mengesankan dari Papua

Image
Tahun ini menjadi pengalaman baru bagi tim putra Universitas Cenderawasih  (Uncen) Jayapura dalam mengikuti perhelatan LIMA Basketball: Air Mineral Prim-A Greater Jakarta Conference (GJC) Season 7.  Dalam duel pertamanya, tim debutan itu harus menghadapi tim tradisional Jakarta. Universitas Esa Unggul (UEU) adalah yang pertama kali mereka hadapi. foto: doc. LIMA Dalam laganya, Uncen unggul sepanjang tiga kuarter sebelum akhirnya mereka kalah 31-44 dari UEU. Meski begitu, pelatih Uncen ini tetap bangga anak asuhnya bisa berhadapan dengan tim kuat. “Anak-anak sudah bermain dengan sangat bagus. Tapi di menit-menit akhir, kami kecolongan karena ada beberapa kesalahan strategi yang kami lakukan. Selain itu, Esa Unggul juga tim yang sangat berpengalaman. Saya tahu bahwa mereka sudah beberapa kali juara dan finalis. Kami bangga bisa bersanding dan mengimbangi dengan tim yang sudah finalis,” ucap Yoppi France Giay, pelatih Uncen. Keistimewaan lain Uncen yang segera terlihat dari laga

Erlan: Berusaha Menjaga Salat 5 Waktu

Image
foto: doc. LIMA Erlan Perkasa adalah student-athlete dari Universitas Esa Unggul (UEU). Student-athlete yang tengah berkuliah di semester 6 ini sudah bermain di LIMA sejak season 5. Selain fokus dengan kuliah dan latihan basket, ia juga memperkuat klub Gading Sakti yang berada di Divisi Satu. Sejak kecil, Erlan sudah menyukai olahraga. Ayahnya juga seorang atlet. “Hampir semua cabang-cabang olahraga, seperti badminton, voli, bola, dan renang, saya ikuti waktu kecil. Namun, akhirnya jatuh cintanya sama basket,” kata Erlan. “Papa dulu atlet voli. Mungkin faktor lingkungan keluarga yang melatarbelakangi saya jadi suka sama basket. Saya empat bersaudara. Kedua kakak saya laki-laki, dan mereka main basket. Jadi, mau enggak mau saya juga main basket sama mereka,” tambahnya. Sebagai student-athlete yang harus pandai membagi waktu, tentu hal ini tidak mudah bagi Erlan. Ia menceritakan bagaimana pengalamannya selama menjadi student-athlete. “Rasanya capek banget. Saya harus berusaha