Arighi: Doa adalah Kekuatan dari Dalam

Muhamad Arighi adalah mahasiswa Teknologi Pangan dari Universitas Pelita Harapan (UPH). Latar belakang awal mula ia terjun ke dalam bidang olahraga karena seorang ayah yang pelatih. “Dulu waktu kecil, saya setiap hari ikut ke lapangan. Main di pinggir-pinggir lapangan, lama-kelamaan suka. Dulu disuruh memilih antara tenis atau basket. Kata papa, kalau tenis, hadiahnya untuk diri sendiri. Kalau basket, hadiahnya dibagi 12 orang. Namun, saya tetap memilih basket karena sudah kenal basket lebih dulu daripada tenis,” kata Arighi.
foto: doc. LIMA
Menurut Arighi, pengalamannya bisa sampai seperti sekarang karena semua dijalani dengan kesungguhan. Dukungan banyak pihak, dari pelatih, tim, dan orang-orang yang disayangi, juga menjadi alasan ia bisa seperti sekarang. “Yang paling berkesan menjadi student-athlete adalah tantangannya. Saya harus bisa menjadi atlet sekaligus mahasiswa pada umumnya,” kata pebasket di klub Gading Sakti ini.
Arighi mengaku bahwa masalah terberatnya adalah dalam hal membagi waktu antara untuk kuliah, latihan, dan tetap belajar. Sebagai mahasiswa teknologi pangan, ia harus merelakan sebagian waktu istirahatnya. “Jurusan kuliah saya sudah berat. Terkadang saya harus tetap terjaga sampai pukul 2 atau 3 pagi. Kemudian pukul 5 kadang ada latihan dan setelah itu langsung bersiap-siap kuliah. Namun, saya jadi berpikir bahwa menjadi student-athlete itu juga harus mengimbangi peran sebagai atlet dan mahasiswa sekaligus. Belum lagi saat kejenuhan melanda. Saya menganggap itu sebagai tantangan baru agar termotivasi lagi,” ucapnya.
Dalam menjalankan kesehariannya, Arighi hanya ingin melakukan yang terbaik. Ia harus fokus pada hal-hal yang membangun dirinya. “Sejauh ini belum pernah ada rasa ingin menyerah. Hanya, terkadang kejenuhan datang. Cara mengatasinya adalah dengan mencari tantangan baru. Mungkin bisa dengan mencari apa yang belum pernah saya capai. Misalnya, sudah bermain di LIMA, berarti saya harus sudah bisa lebih bepengaruh lagi untuk tim,” katanya lagi.
Arighi yakin, bahwa kekuatan terbesarnya berasal dari motivasi yang kuat terhadap dirinya sendiri. Sebagai manusia biasa, tentu tak lepas dari segala keterbatasan. Namun, Arighi ingin motivasinya itu tak sampai pada diri sendirinya saja, tapi juga berimbas kepada sesama. Student-athlete yang saat ini menjadi anggota timnas basket Indonesia tersebut mencoba peduli untuk bisa saling berbagi dan mendukung.
“Motivasi yang selalu saya pegang dalam hidup saya, yaitu, bahwa apa pun yang saya lakukan itu untuk Tuhan. Hidup saya untuk Dia. Saya berhubungan dengan Dia dan dekat dengan Dia melalui salat. Melakukan kebaikan-kebaikan juga karena-Nya. Bermain basket sambil mengingatkan kebaikan-kebaikan kepada tim saya, itu berarti karena saya melakukan untuk-Nya. Semua yang ada dalam tim adalah motivasi saya. Saya selalu menilai bahwa dengan orang-orang menginginkan kebaikan, maka saya juga ingin menjadi lebih baik,” tutur pebasket yang hobi traveling ini.
Dirinya berpesan agar jangan mudah menyerah sesulit apa pun dalam menghadapi masalah. Saat kita merasa lemah, yakinlah bahwa kekuatan itu ada dari doa-doa kita. Khusus untuk teman-teman student-athlete, Arighi ingin agar para mahasiswa juga menyadari betapa pentingnya membangun cita-cita dengan keinginan yang kuat. Menjadi student-athlete bukan hanya menjadi mahasiswa biasa, tapi juga seseorang yang luar biasa.

Comments

Popular posts from this blog

Yesaya: Bahagiakan Pendukungmu!

Rani: Ingin Menjadi Seperti Kartini yang Menginspirasi