Alam: Jadi Panpel, Saya Belajar Disiplin dan Tanggung Jawab
Alamsyah Panji Ramadhan adalah seorang mahasiswa berusia 20 tahun asal Subang. Saat ini ia sedang menginjak semester 5 di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Pasundan. Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) merupakan program studi yang sedang ia tempuh di kampusnya.
Putra Subang ini berkesempatan menjadi panitia pelaksana (panpel) pada perhelatan LIMA Basketball: Blibli.com West Java Conference (WJC) Season 7 yang diadakan di GOR Pajajaran, Bandung. Dalam wawancaranya, Alam kerap membagikan pengalamannya selama menjadi panpel. Berbagai dampak positif dapat ia rasakan saat bertugas di divisi keamanan itu. “Menjadi panpel di kegiatan ini mendidik saya untuk terbiasa disiplin dan bisa mengatur waktu. Selama bertugas, tanggung jawab juga semakin bertambah. Dari sini saya bisa belajar lebih banyak hal. Selain itu, teman juga bertambah. Kami bisa jadi akrab satu sama lain. Hubungan sosial juga meluas,” kata Alam.
Suka dan duka juga meliputinya selama ia bertugas. Ia menceritakan bagaimana hangatnya persahabatan yang baru ia bangun melalui kegiatan ini. “Sukanya, banyak teman. Dukanya, harus bubar sama panitia. Segala kesulitan dan tantangan itu memang harus dihadapi. Saat bekerja kami dituntut harus bisa mandiri dan kerja tim. Dari ikut panpel ini, tanggung jawab dan kesiapan kami benar-benar dilatih. Dalam prosesnya, panpel saling mendukung dan menjaga. Kami saling menolong dan membentuk kerja sama tim yang baik,” ceritanya.
Saat ditanya pengalaman menarik menjadi panpel, Alam pun menjawab, ia harus ikut lagi jadi panpel di LIMA. Alam memiliki alasan sendiri, mengapa ia memilih divisi keamanan untuk bertugas. “Saya memilih untuk menjadi panpel keamanan, salah satunya karena ingin berkontribusi menyukseskan LIMA bersama-sama. Hari terakhir saat final, kami panpel keamanan harus kerja ekstra keras. Kapasitas GOR nyaris tak bisa menampung penonton. Kami berusaha bagaimana agar penonton bisa duduk saat itu. Kami pun harus memastikan bahwa semuanya sudah tertib sesuai ketentuan LIMA,” tambah Alam.
Sebagai pengalaman pertama, tentunya hal ini sangat berkesan bagi mahasiswa asal Subang itu. “Jadi sekarang saya tahu bagaimana rasanya terlibat langsung di event besar.” Alam mengaku, ia beruntung bisa berpartisipasi dalam kegiatan ini saat dirinya tengah libur kuliah.
Di lain kesempatan, pria berusia 20 tahun ini juga pernah bermain di LIMA Futsal Season 6. Saat itu ia masih duduk di awal perkuliahan. “Pengalaman yang cukup membanggakan adalah saat saya ikut futsal di LIMA season 6. Meski tim saya belum lolos grup, tapi saya bangga bisa menjadi salah satu orang yang tampil di LIMA membawa almamater kampus. Waktu itu masih awal masuk kuliah. Senang sekali bisa langsung ikut LIMA,” katanya penuh syukur.
Sejak kecil ia sudah menyukai olah raga futsal. Saat duduk di bangku kelas 11 SMA, ia baru menekuninya. Selain hobi olahraga, Alam juga suka memelihara ikan hias. Ia bertekad ingin menjadi atlet nasional. Latihan fisik seperti jogging dan gym kerap ia lakukan sebagai persiapan masa depannya. “Persiapannya latihan dan ikhtiar. Semua sudah dilakukan, tinggal menunggu waktunya saja. Hasil akan mengikuti proses.” Dengan sikap optimistis tersebut, Alam juga menerangkan dukungan dari kampus terhadap potensi dirinya, “Alhamdulillah, kampus juga mendukung. Gak cuma olah raga saja, tapi pengetahuannya juga. Jadi, di sini seimbang antara akademik dan noakademiknya,” jelas Alam.
Sebagai mahasiswa, Alam pun menegaskan bahwa dari LIMA ia dituntut aktif di kampus. Menurutnya, mahasiswa yang bergelut di bidang olahraga bisa jadi lebih serius terhadap masa depannya. Student-athlete itu mengatakan, “Karena LIMA sudah mewadahi kami, seharusnya kami bisa memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya. Lewat LIMA, kami menjadikan ini sebagai batu lompatan untuk bisa sampai menjadi atlet nasional.”
Tak lupa, student-athlete yang juga panpel itu berpesan kepada rekan panitianya. “Semangat terus! Jadikan ini awal untuk pengalaman ke depannya. Jangan mudah mengeluh!” ia juga berpesan kepada LIMA sebagai bentuk apresiasinya, “Semoga LIMA bisa menjadi awal masa depan bagi para mahasiswa di Indonesia. Sukses selalu untuk LIMA hingga bisa mendunia,” ucap kiper futsal STKIP Pasundan.
Comments
Post a Comment