Inner Strength: Tiana Percaya pada Proses


foto: doc. LIMA
Putu Tiana Widiastari merupakan student-athlete Universitas Esa Unggul (UEU). Mahasisiwi yang akrab disapa Tiana ini sudah mengikuti LIMA Basketball sejak musim kelima.
Sejak kelas 3 SD, dirinya sudah mulai terjun di bidang olahraga. Kesukaannya terhadap basket berawal dari melihat teman yang suka bermain olahraga itu. “Dari SD sudah ikut ekstrakurikuler di sekolah. Latihan setiap sore agar bisa ikut kompetisi antar-SD. Saat SMP, saya masuk ke sekolah yang tidak terlalu mendukung basket, tapi lebih menonjolkan akademik. Saya pun mulai mengimbangi belajar dan basket. Waktu latihan basket di sekolah juga lebih berkurang. Saat itu ada tawaran ikut klub di kota lain. Saya harus bolak-balik tiga kali dalam seminggu ke kota lain hanya untuk latihan basket. Papa selalu mengantar saya. Saat itu saya juga berkesempatan untuk pertama kalinya mewakili Provinsi Bali. Akhirnya, saya latihan di kota berbeda itu sampai lulus SMA,” cerita pebasket kelahiran 13 Agustus 1998 ini.
“Di SMA saya juga mengikuti ekskul basket dengan kompetisi yang lebih banyak. Sekolah saya sangat mendukung. Setelah saya lulus SMA, saya mendapatkan info untuk mencoba mendapatkan beasiswa di Esa Unggul melalui jalur prestasi basket. Dari Bali, saya pergi ke Jakarta untuk menjalankan seleksi tersebut. Saya bersyukur banget bisa diterima. Akhirnya basket masih saya jalani hingga sekarang,” lanjutnya.
Bagi Tiana, menjadi student-athlete tidaklah mudah. Ia harus pandai mengatur waktu yang cukup untuk latihan, belajar, dan beristirahat. “Dulu waktu masih sekolah, karena diberi kesempatan untuk bertanding basket di luar kota, otomatis tidak bisa mengikuti pelajaran dan harus izin. Waktu itu sempat dispensasi sampai dua bulan untuk TC (Training Center) PON Remaja mewakili Bali. Saya sampai-sampai datang ke sekolah hanya untuk ulangan harian atau ujian saja. Saat itu saya masih kelas 2 SMA. Saya bangga akhirnya perjuangan saya ini bisa membawa sekolah menjadi runner-up DBL,” ceritanya soal perjuangan yang mesti ia jalani.
Selain menjadi runner-up DBL, Tiana juga pernah terpilih untuk DBL Camp. Sayangnya, saat itu Tiana tidak bisa mengikuti seleksi karena mengalami cedera lutut. Meski begitu, sampai saat ini ia masih tetap aktif untuk mengikuti event basket mewakili kampus. Salah satunya saat ia bermain di LIMA Nasional.
“Pengalaman basket di LIMA, saya pernah membawa UEU bisa sampai pada LIMA Nationals Season 5 di Malang. Season 6 saya juga ikut, tapi di regional Jakarta saja. Waktu mau ke LIMA Nationals, saya kembali cedera lutut. Beruntung saya masih diberi kesempatan ikut LIMA Season 7,” ucapnya.
Seperti kebanyakan atlet, saat cedera adalah masa tersulit baginya. Tiana harus dua kali operasi ACL (Anterior Cruciate Ligament). “Banyak orang bertanya tentang saya yang masih ingin bermain basket. Sebagian dari mereka berkata kepada saya agar berhenti dan hal-hal lainnya yang terkesan meremehkan. Saya tahu bahwa cedera adalah salah satu bagian yang menghambat atlet untuk melanjutkan kegiatannya. Saya sempat terpuruk, karena takut tidak bisa bermain basket lagi. Saya bahkan hampir menyerah. Banyak yang berkata bahwa akan sulit main basket setelah dua kali operasi lutut. Namun, berkat dukungan dari keluarga dan teman-teman yang selalu ada bersama saya, saya pun bertekad untuk sembuh dan kembali bermain basket.”
“Saya harus menjalani seluruh terapi selama enam bulan lebih untuk bisa bermain basket lagi. Awalnya semuanya terlihat meragukan. Saya bertanya pada diri sendiri, apakah benar saya bisa bermain kembali setelah menjalani terapi tersebut. Namun, saya menepis semua keraguan itu. Saya percaya terhadap proses yang saya lakukan. Tentu, ini adalah salah satu anugerah dari Tuhan sehingga saya bisa kembali bermain basket sampai sekarang ini. Hasil tak mengkhianati proses. Itu yang selalu saya pegang teguh. Berdoa, bekerja keras, dan selalu berusaha adalah cara untuk kita mendapatkan hasil yang terbaik. Saya senang bisa pulih dan bermain basket lagi,” kata Tiana penuh syukur.

Comments

Popular posts from this blog

Yesaya: Bahagiakan Pendukungmu!

Arighi: Doa adalah Kekuatan dari Dalam

Rani: Ingin Menjadi Seperti Kartini yang Menginspirasi