Senny Wirantie Chartoyo: Latih Mental Lewat LIMA

foto: doc. LIMA

Senny Wirantie Chartoyo merupakan pebasket muda dari STIE Kesatuan. Mahasiswi kelas karyawan ini menjelaskan ketertarikannya bermain di LIMA. “Pertama, karena saya mendapat beasiswa di kampus. Lalu, saya ingin bermain karena LIMA merupakan ajang olahraga bergengsi untuk mahasiswa. Ditambah lagi ada kewajiban juga dari kampus. Saya tentu senang mendapat dukungan dari kampus,” kata Senny bersyukur.

Senny juga menjelaskan bahwa yang ia nantikan selama ini akhirnya terwujud bersama LIMA. “Main di LIMA pasti karena ingin menambah pengalaman. Aku Saya dari Bogor dan lebih sering bermain di turnamen di Jakarta. Akhirnya baru kali ini bisa main di Bandung karena LIMA juga menggelar kategori tim putri,” jelasnya.
Bicara soal pengalaman, bermain di LIMA sudah tidak ia ragukan lagi. “Saya di sini bisa menambah teman, juga jam terbang. Latihan pun lebih intensif. Kampus menargetkan partisipasi di LIMA. Di kampus latihan biasanya 3 kali dalam seminggu. Tapi karena ada LIMA, latihan jadi setiap hari,” Senny menceritakan antusiasme kampusnya terhadap LIMA. “Aku enggak berlatih di luar kampus. Tapi latihan untuk LIMA ini aku beberapa kali enggak bisa ikut karena ada Pra-PON,” sambungnya.
Mahasiswi yang kini tengah berkuliah semester 6 itu menceritakan bagaimana keseruannya selama menjadi student-athlete. “LIMA ini dampaknya positif banget. Benar-benar bisa meningkatkan mental saya,” katanya. Senny juga merasakan bagaimana perubahan terhadap dirinya saat sebelum dan sesudah bermain di LIMA.
“Saya merasa lebih percaya diri buat main di event lainnya yang masih di bawah LIMA. LIMA juga lebih bergengsi dan lebih lengkap. Jadi, kalau ada event lain, saya sudah bisa lebih baik untuk menghadapinya. Saya merasa di sini mental saya menjadi lebih kuat,” kata pebasket berkerudung ini  saat ditemui di GOR Pajajaran, Bandung.
“Dari LIMA, kampus kasih yang terbaik. Kalau di event-event lain bisa biasa aja, rasanya jauh lebih mudah buat dapat gelar, peringkat 2, atau 3. Sedangkan di LIMA harus berjuang banget mainnya,” sambung Senny.
Dalam menghadapi LIMA Basketball tahun ini, Senny pun tidak ingin melewatkan kesempatan. Ia memaksimalkan waktu untuk mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. “Latihan, terus nge-gym. Alhamdulillah kampus memfasilitasi. Latihannya juga ketat karena kami penerima beasiswa,” katanya. Senny juga mengakui, tidaklah sulit baginya untuk latihan, karena ia kuliah di kelas karyawan dan basket menjadi nomor satu di sana.
Pebasket putri ini juga tidak malu untuk mengakui bahwa salah satu lawan main menjadi perhatiannya saat ini. “ITHB itu lawan yang paling diwaspadai, bukan karena takut. Tapi aku rasa pemainnya lengkap,” kata Senny.
“Enggak ada tim yang mudah buat dikalahkan. Bisa jadi hari ini dia terlihat kurang bagus, tapi saat bertanding dengan kami malah jadi bagus permainannya,” tambahnya.
“Harapan saya, semoga kampus saya juara di sini. Saya juga berharap Liga Mahasiswa memperhatikan tim-tim di Jawa Barat yang basketnya didukung kampus,” ujarnya. Senny juga mengajak adik-adiknya yang ingin bermain basket dan beasiswa untuk berkuliah di Kesatuan. “Kami ingin membawa nama kampus kami. Saya sudah dapat merasakan jasa kampus sehingga bisa gratis kuliah,” katanya.
Gadis ini menceritakan bahwa targetnya bermain di LIMA adalah ingin jadi pemenang. Ia memotivasi sesama student-athlete agar bisa menanamkan mental yang baik. “Menang dan kalah adalah bagian pendewasaan buat kami. Permainan itu enggak selalu soal menang. Bagaimanapun, selalu ada yang lebih baik daripada kita. Di atas langit masih ada langit. Selama ini apresiasi LIMA terhadap student-athlete juga sudah cukup baik,” tutup pebasket ini.

Comments

Popular posts from this blog

Yesaya: Bahagiakan Pendukungmu!

Arighi: Doa adalah Kekuatan dari Dalam

Rani: Ingin Menjadi Seperti Kartini yang Menginspirasi